Bahagia di Dalam Penjara! Simak Ulasannya.
Tidak akan ada orang yang mau menghabiskan hidupnya dalam kerangkeng jeruji besi. Tidak akan ada orang yang sudi berbuat salah sampai berujung bui. Karena melawan hukum negeri. Tidak akan ada! Jika semua berpikir normal dan dalam kendali emosi yang baik.
Tapi, melihat keadaan carut-marutnya dunia hukum negeri yang seperti benang ruwet, masyarakat seolah hanya bisa mengelus dada. Melihat kelakuan orang-orang di atas sana. Orang-orang yang katanya, lebih paham soal hukum negeri ini.
Dan yang paling melekat di benak masyarakat baru-baru ini, jelas soal penjara pura-puranya Setya Novanto. Dalam acara Mata Najwa Trans7 malam itu, Najwa berkesempatan menyambangi “kediaman” Setya Novanto di Lapas Sukamiskin.
Tentu tidak akan ada yang percaya jika pejabat sekelas Setnov mantan ketua umum Partai Golkar dengan hidupnya yang glamor, sudi menempati kamar kecil nan sumpek. Apalagi, kamar mandinya hanya bersekat kain saja sebagai pembatas.
Kejanggalan ini kemudian didapati oleh Najwa Sihab dan tim, dengan mengkonfirmasi pada Yasonna Laoly selaku Menkumham. Yang menyatakan bahwa benar penjara yang ditinggali Setnov saat acara Najwa Sihab itu adalah sel palsu. Astaga!
Seperti pengakuan Yasonna Laoly, “Ya itu persoalan yang kita hadapi dengan kalapasnya, kalau saya menutup-nutupi, tak mungkin saya izinkan Najwa masuk ke dalam, mencurigakan sudah pasti.”
Kejanggalan itu mulai dari stiker nama Setnov yang dipasang di papan informasi. Stiker atas nama “Setya Novanto” itu terlihat berbeda dengan nama napi lainnya. Stiker namanya terlihat lebih besar dan seolah baru dipasang.
Belum lagi fasilitas dalam kamar yang jauh dari kesan kuasa dan kayanya Setnov. Kamar mandi yang menyatu dengan kamar tidur, mi instan harga Rp 2.000,-an, belum lagi tidak adanya tumpukan baju sebagai mana napi yang sudah mendekam 3 bulan di sana. Ditambah, kabarnya ada mobil yang rutin datang untuk mengisi perlengkapan kamar Setnov.
Saat menyambut kedatangan tim Najwa, Setnov juga terlihat kaget tapi sumringah saat membukakan pintu kamarnya, “Eeey, apa kabar?” Dia menyapa Najwa.
Bukan, bukan tidak boleh bahagia dalam penjara. Ini persoalan lain.
Lihatlah. Jika Setnov benar menghuni sel palsu saat acara Najwa Shibab tersebut, bukankah ini menggelikan? Dia tidak mungkin melakukan semua kepura-puraan ini sendirian, kan?
Pada akhirnya, jika demikian mudah menyetting segala sesuatuanya sesuai keinginan sendiri dalam penjara, bukankah ini “menyenangkan”? Bahagia tentu bisa di dapat meski dalam penjara. Selama ada uang! Semua bisa dibeli!
Referensi: Serambi Indonesia.
Comments
Post a Comment